What I Learned From Little, Big Presents

Niatnya mau menulis post ini di hari Minggu, ternyata bahkan di hari Minggu pun saya nggak senggang. Ah yasudahlah, yang penting ditulis.

Senin minggu kemarin, salah satu teman sekampus saya, Hanabe, tiba-tiba memanggil saya begitu saya masuk ke kelas Proses Kelompok. Dia lalu memberi saya sebuah plastik bening kecil yang didalamnya terisi sebuah amplop coklat kecil dan gunting kuku kecil (juga). “Itu buat Ayu,” katanya. Dasar saya ini orang dengan nilai trust 0 (ya, that’s true), refleks utama saya adalah, “Ini dalam rangka apa, ya?” I just realized now that it was such a stupid, insensitive question. lol. Maaf ya, Hana. :’)

“Baca aja, itu kan ada suratnya di dalem amplop,” jawab Hana waktu itu. Ya jadilah saya bawa dengan penasaran itu si plastik ke tempat duduk saya. Begitu saya buka, ternyata ada kertas kecil (lagi) diselipkan bersama sebuah pembatas buku babi di dalamnya. Isi tulisannya:

“Ayu, thank you for introducing me to goodreads & reminds me how fun it was when reading. Love, Hana. B.”

Surat kecil dari Hana :D

Surat kecil dari Hana 😀

 

It’s cute. It’s really cute. Terlebih lagi karena selain surat ini Hana juga memberi saya pembatas buku bentuk babi dan gantungan kunci. She knows my favorite, and to say that she even put the trouble of finding the pig-shaped bookmark for me is too cute for words. Ditambah dengan gunting kuku, Hana tahu saya malas gunting kuku. lol. It’s such a big, little present.

IMG01433-20130527-1858

What Hana gave me

 

Saya jujur kaget, karena tiba-tiba jadi orang yang menerima hadiah dari Hana. Kami memang sekelas di beberapa mata kuliah dan satu peminatan, tapi saya bukanlah salah satu teman yang bisa dianggap akrab oleh Hana. We casually talk about random things when we meet, and mostly about books (well, what do you expect from me?). Diberi hadiah seperti ini oleh Hana, terutama karena isinya “saya banget”, mau tak mau membuat saya sangat terharu. Saya, yang hobinya cuma ngomongin buku ini, ternyata diperhatikan kesukaannya sama Hana.

Dan hal ini membuat saya malu juga. Ngakunya anak psikologi, tapi saya ini ignorant sama orang lain dan cenderung nggak mau ambil pusing. Hana menang jauh dari saya dalam masalah ini. She’s so observant and nice. She looks about little things and gives it an appreciation.

Terlebih lagi, dengan hadiah ini, saya juga jadi sadar bahwa dengan hal-hal kecil yang mungkin tidak kita anggap, sebenarnya hal tersebut bisa bermakna besar bagi orang lain. Sama seperti hadiah kecil Hanabe ini, yang ternyata maknanya begitu besar buat saya, karena bisa membawa saya ke sebuah introspeksi diri sekaligus apresiasi. Juga, siapa yang sangka kalau ternyata hobi saya ngomong soal buku ternyata membawa makna pada Hana, sampai dia ingat pada saya dan berterimakasih atasnya? Sometimes we never realized that our little actions could mean big for other people. And with remembering these little positive things we got from other people, we know that live is actually not that bad. We are blessed in some ways.

Thank you, Hanabe, for this little, big present. And for the great sentiment.

Love,

Yuu

Dengan kaitkata ,

1 thoughts on “What I Learned From Little, Big Presents

  1. hana bilqisthi berkata:

    :’) gue yang terharu yu sampe dibuat postingan segala… Alhamdulillah kalau loe suka (^o^)/ makasih ayu :* semoga bermanfaat 🙂

Tinggalkan komentar